Friday, November 21, 2025
Wednesday, November 12, 2025
Miliki Rasa Haus dan Lapar
Hari ini kita akan belajar tentang pentingnya memiliki rasa haus dan lapar secara rohani.
Mazmur 107:8–9 berkata:
“Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia, sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.”
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan berkenan kepada orang yang haus dan lapar akan Dia. Hanya mereka yang haus dan lapar secara rohani yang akan dipuaskan dan dikenyangkan oleh Tuhan.
1. Ciri manusia yang hidup adalah memiliki rasa haus dan lapar
Setiap manusia yang sehat pasti punya rasa lapar dan haus. Ketika tubuh kita tidak lagi merasa lapar atau haus, itu pertanda ada masalah dalam kesehatan.
Demikian juga secara rohani.
Jika manusia rohani kita hidup, maka kita akan memiliki rasa haus dan lapar akan Tuhan. Namun jika kita tidak lagi memiliki kerinduan untuk berdoa, menyembah, membaca Firman, atau melayani Tuhan, itu tanda bahwa manusia rohani kita sedang lemah atau bahkan sakit.
2. Tanda-tanda manusia rohani yang hidup
a. Haus akan kehadiran dan kuasa Roh Kudus
Mazmur 42:1–2 “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.”
Yeremia 29:13 “Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati.”
Orang yang rohaninya hidup selalu rindu hadir di hadapan Tuhan. Ia tidak puas hanya mendengar tentang Tuhan, tapi ingin mengalami Tuhan secara pribadi. Ia ingin merasakan hadirat dan kuasa Roh Kudus setiap hari.
b. Dorongan untuk mengalami pembaruan rohani yang nyata
Kisah Para Rasul 2:1–4; Kisah Para Rasul 1:8
Ketika Roh Kudus dicurahkan di ruang atas, murid-murid Yesus mengalami pembaruan rohani yang luar biasa. Mereka dipenuhi dengan kuasa dan berani menjadi saksi Kristus.
Orang yang haus dan lapar secara rohani tidak ingin stagnan, tapi selalu ingin dibaharui, diurapi, dan dipenuhi lagi oleh Roh Kudus setiap waktu.
c. Kerinduan akan lawatan Roh Kudus
Sejarah mencatat lawatan Roh Kudus di Azusa Street (tahun 1906) di mana banyak orang mengalami pertobatan, mujizat, dan kebangunan rohani besar.
Itu dimulai dari sekelompok orang yang haus dan lapar akan Tuhan. Mereka berdoa dengan sungguh-sungguh, menantikan janji Tuhan, hingga akhirnya Roh Kudus melawat mereka dengan dahsyat.
Demikian juga dengan kita — bila kita rindu akan lawatan Tuhan, maka Ia akan datang melawat umat-Nya.
d. Lapar untuk hidup dalam Firman Tuhan
Orang yang rohaninya hidup akan memiliki lapar untuk Firman Tuhan. Ia tidak puas hanya mendengar sedikit, tapi ingin terus menggali, merenungkan, dan melakukan Firman.
Firman Tuhan menjadi makanan rohani yang menumbuhkan iman dan membuat kita bertumbuh menjadi dewasa rohani.
e. Dorongan untuk memberitakan kebenaran dan melayani Tuhan
Ketika seseorang benar-benar dipenuhi Tuhan, ia akan terdorong untuk melakukan pekerjaan Tuhan.
Ia ingin menjadi saksi Kristus, menyelamatkan jiwa-jiwa, dan menyelesaikan Amanat Agung.
Rasa haus dan lapar rohani tidak membuat kita pasif, tetapi mendorong kita untuk aktif dalam pelayanan dan bersaksi.
3. Ketika rasa haus dan lapar itu mulai hilang
Kalau kita mulai kehilangan semangat untuk berdoa, tidak lagi rindu bersekutu, tidak lagi tersentuh oleh Firman, itu tanda bahwa manusia rohani kita mulai kering.
Kadang kita mencoba memuaskannya dengan hal-hal eksternal — hiburan, kesibukan, atau pencapaian duniawi. Tapi semua itu hanya memuaskan sementara.
Yang sejati hanya datang dari Tuhan. Kita perlu membangun kembali rasa haus dan lapar itu dari dalam, melalui hubungan pribadi dengan-Nya.
4. Cara memulihkan rasa haus dan lapar rohani
a. Sadar dan bertobat
Wahyu 2:5 “Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.”
Kembalilah ke kasih yang mula-mula — saat kita pertama kali mengenal Tuhan, begitu rindu berdoa, menyembah, dan melayani tanpa pamrih.
Mulailah lagi dari sana, dan Tuhan akan memulihkan api itu.
b. Mengingat kebaikan Tuhan
Mazmur 103:2 “Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya.”
Ingat kembali segala kebaikan Tuhan — bagaimana Ia menyelamatkan kita, memelihara, dan memberkati kita. Saat kita mengingat kasih dan kebaikan Tuhan, hati kita akan kembali lembut dan rindu untuk dekat dengan-Nya.
Penutup
Saudara, rasa haus dan lapar rohani adalah tanda kehidupan.
Tuhan ingin setiap kita memiliki kerinduan yang dalam untuk mengenal Dia lebih lagi, mengalami kuasa Roh Kudus, hidup dalam Firman, dan menjadi saksi-Nya.
“Sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.” (Mazmur 107:9)
Biarlah hari ini kita berkata:
“Tuhan, pulihkan hatiku. Bangkitkan kembali rasa haus dan lapar akan Engkau. Aku ingin hidup dipenuhi oleh-Mu setiap hari.”
Tuesday, November 11, 2025
HAUS AKAN KEHADIRAN DAN KUASA ROH KUDUS
Monday, July 28, 2025
Hidup Suka Memuji Tuhan dan Berdoa Bersama dalam Kesatuan
Sunday, July 27, 2025
Hidup Mencintai Firman Tuhan
Tuesday, July 22, 2025
BERTOBAT DAN HASILKAN BUAH PERTOBATAN
Pertobatan adalah proses spiritual yang melibatkan kesadaran dan penyesalan atas kesalahan atau dosa yang telah dilakukan, disertai dengan niat dan usaha untuk berubah menjadi lebih baik dan tidak mengulanginya lagi. Pertobatan juga bisa berarti berbalik dari jalan yang salah dan kembali kepada Tuhan atau nilai-nilai yang lebih baik.
“Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.” – Matius 3:8 (TB)
Pertobatan Bukan Sekadar Kata-kata
Dalam kehidupan rohani, kata “bertobat” sering kita dengar. Namun, apakah kita sungguh-sungguh mengerti arti sejati dari pertobatan itu? Banyak orang mengira bahwa pertobatan hanya sebatas pengakuan dosa di hadapan Tuhan. Padahal, pertobatan sejati jauh lebih dalam — ia adalah perubahan total dalam hati, pikiran, dan tindakan.
Yohanes Pembaptis menyampaikan pesan yang keras namun penting: "Hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan." (Matius 3:8). Pesan ini ditujukan kepada orang-orang Farisi dan Saduki, kelompok yang secara lahiriah tampak rohani, namun hatinya jauh dari Tuhan.
Apa Itu Buah Pertobatan?
Buah pertobatan adalah bukti nyata dari perubahan hidup seseorang setelah ia bertobat. Ini bukan hanya perubahan luar, tetapi transformasi dari dalam yang berdampak pada seluruh aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa tanda buah pertobatan:
1. Perubahan Cara Hidup
Orang yang dulunya suka berdusta, kini memilih berkata benar. Yang dulu suka membenci, sekarang belajar mengasihi. Pertobatan sejati mengubah arah hidup dari dosa kepada kebenaran.
2. Ketaatan kepada Firman Tuhan
Pertobatan sejati ditandai dengan hati yang mau taat. Tidak lagi hidup menurut kehendak sendiri, tetapi mencari kehendak Tuhan setiap hari.
“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” – Yohanes 14:15
3. Hidup yang Memberi Dampak
Pertobatan sejati tidak egois. Orang yang sudah bertobat akan membawa terang bagi sekelilingnya. Mereka menjadi berkat bagi keluarga, gereja, dan masyarakat.
Contoh Nyata: Zakeus
Zakeus, pemungut cukai yang terkenal karena kelicikannya, mengalami pertobatan ketika bertemu Yesus. Dia tidak hanya mengaku bersalah, tapi mengembalikan harta yang diambilnya dan bahkan memberi lebih.
“Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” – Lukas 19:8
Inilah buah pertobatan:
perubahan karakter, hati yang murah hati, dan tindakan nyata.
Waspadai Pertobatan yang Hampa
Yesus pernah menceritakan perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah (Lukas 13:6-9). Pohon itu hidup, namun tidak menghasilkan buah. Ini adalah gambaran orang yang tampak rohani, tetapi tidak mengalami perubahan sejati. Tuhan mencari buah dalam hidup kita, bukan sekadar penampilan rohani atau kata-kata manis.
Kesimpulan: Bertobatlah dengan Sungguh-sungguh
Pertobatan sejati adalah awal dari hidup yang baru. Namun, jangan berhenti hanya sampai mengaku salah. Mulailah menghasilkan buah — dalam pikiran, perkataan, dan tindakan kita setiap hari. Tuhan rindu melihat pertumbuhan dan perubahan nyata dalam hidup anak-anak-Nya.
Hari ini, mari kita evaluasi:
Apakah ada buah pertobatan dalam hidupku?
Apakah orang lain bisa melihat perubahan nyata sejak aku mengikut Kristus?
Pdm. Yesaya Cahyadi.
*Di kutip dari beberapa sumber

