Friday, November 22, 2024

Menyerahkan Hidup kepada Tuhan


Shalom, 

Saudara - saudari yang di kasihi Tuhan Yesus, hari ini kita akan merenungkan Firman Tuhan dalam Matius 22:37 ayat ini berbicara tentang perintah utama dalam hidup kita sebagai umat pilihan: mencintai Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran kita. Ayat ini merupakan inti dari ajaran Yesus dan dasar bagi hubungan kita dengan Allah.
 
Matius 22:37-38 (TB)
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
 
Perenungan dari ayat ini saya maknai dengan "Menyerahkan Hidup pada Tuhan:"
 
Menyerahkan seluruh hidup kita pada Tuhan berarti menempatkan Dia sebagai pusat dari segala sesuatu dalam hidup kita. Ini berarti:
 
- Mencintai Allah di atas segalanya: Kita harus mengutamakan cinta kita kepada Allah di atas segala hal lain, termasuk keinginan, ambisi, dan harta benda kita.
- Membiarkan Allah memimpin: Kita harus menyerahkan kendali hidup kita kepada Allah, mempercayai rencana dan kehendak-Nya untuk kita.
- Hidup sesuai dengan kehendak Allah: Kita harus berusaha untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang diajarkan dalam Alkitab.
- Bersedia untuk mengorbankan diri: Menyerahkan hidup pada Tuhan mungkin berarti mengorbankan keinginan, kenyamanan, atau bahkan impian kita untuk mengikuti kehendak-Nya.
 
Bagaimana Menyerahkan Hidup pada Tuhan:
 
- Berdoa: Melalui doa, kita dapat berkomunikasi dengan Allah, mengungkapkan keinginan dan kebutuhan kita, dan meminta bimbingan-Nya.
- Membaca Alkitab: Alkitab adalah firman Allah, dan melalui pembacaannya, kita dapat mengenal Dia lebih baik dan memahami kehendak-Nya.
- Beribadah: Beribadah kepada Allah adalah cara kita untuk menyatakan rasa hormat dan syukur kita kepada-Nya.
- Melayani orang lain: Menyerahkan hidup pada Tuhan juga berarti melayani orang lain dengan kasih dan kebaikan.
 
Kesimpulan:
 
Menyerahkan seluruh hidup kita pada Tuhan adalah perjalanan yang terus berlanjut. Ini bukan tentang mencapai kesempurnaan, tetapi tentang terus berusaha untuk mencintai dan mengikut Dia. Dengan menyerahkan hidup kita pada Tuhan, kita dapat menemukan makna, tujuan, dan kebahagiaan sejati.

Bogor, 23 November 2024
Pdm. Yesaya Cahyadi