Saturday, January 25, 2025

Tahun 2025 adalah Tahun Penuaian


𝗧𝗔𝗛𝗨𝗡 𝟮𝟬𝟮𝟱 𝗔𝗗𝗔𝗟𝗔𝗛 𝗧𝗔𝗛𝗨𝗡 𝗣𝗘𝗡𝗨𝗔𝗜𝗔𝗡 (𝗧𝗛𝗘 YEAR OF 𝗛𝗔𝗥𝗩𝗘𝗦𝗧)

Semua karena kebaikan dan kemurahan Tuhan, kita diperbolehkan masuk ke tahun yang baru 2025, mengucap syukur karena Tuhan masih memakai kita.

𝗥𝗮𝘁𝗮𝗽𝗮𝗻 𝟯 : 𝟮𝟮 - 𝟮𝟯
𝙏𝙖𝙠 𝙗𝙚𝙧𝙠𝙚𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙨𝙚𝙩𝙞𝙖 𝙏𝙐𝙃𝘼𝙉, 𝙩𝙖𝙠 𝙝𝙖𝙗𝙞𝙨-𝙝𝙖𝙗𝙞𝙨𝙣𝙮𝙖 𝙧𝙖𝙝𝙢𝙖𝙩-𝙉𝙮𝙖, 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙗𝙖𝙧𝙪 𝙩𝙞𝙖𝙥 𝙥𝙖𝙜𝙞; 𝙗𝙚𝙨𝙖𝙧 𝙠𝙚𝙨𝙚𝙩𝙞𝙖𝙖𝙣-𝙈𝙪 !

Kasih Tuhan selalu baru setiap pagi, setiap minggu, setiap bulan, setiap tahun, karena itu kita dapat berani berkata, “𝗧𝘂𝗵𝗮𝗻, 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝗽𝗲𝗿𝗰𝗮𝘆𝗮 𝘁𝗮𝗵𝘂𝗻 𝟮𝟬𝟮𝟱 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗹𝗲𝗯𝗶𝗵 𝗯𝗮𝗶𝗸 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝘁𝗮𝗵𝘂𝗻 𝟮𝟬𝟮𝟰.”

Memasuki tahun 2025 ini, pesan Tuhan kepada kita dalam 𝗠𝗮𝘇𝗺𝘂𝗿 𝟮𝟳 : 𝟭𝟰 (𝗧𝗕𝟮) 𝙗𝙚𝙧𝙠𝙖𝙩𝙖, 𝙉𝙖𝙣𝙩𝙞𝙠𝙖𝙣𝙡𝙖𝙝 𝙏𝙐𝙃𝘼𝙉 ! 𝙆𝙪𝙖𝙩𝙠𝙖𝙣𝙡𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙜𝙪𝙝𝙠𝙖𝙣𝙡𝙖𝙝 𝙝𝙖𝙩𝙞𝙢𝙪 ! 𝙉𝙖𝙣𝙩𝙞𝙠𝙖𝙣𝙡𝙖𝙝 𝙏𝙐𝙃𝘼𝙉 !

Orang yang menantikan Tuhan adalah orang yang mengandalkan Tuhan, orang yang berharap kepada Tuhan. 

𝗬𝗲𝗿𝗲𝗺𝗶𝗮 𝟭𝟳 : 𝟱 - 𝟴 (𝗧𝗕𝟮)
𝘽𝙚𝙜𝙞𝙣𝙞𝙡𝙖𝙝 𝙛𝙞𝙧𝙢𝙖𝙣 𝙏𝙐𝙃𝘼𝙉, ”𝙏𝙚𝙧𝙠𝙪𝙩𝙪𝙠𝙡𝙖𝙝 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣𝙙𝙖𝙡𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙣𝙪𝙨𝙞𝙖, 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙣𝙙𝙖𝙧 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙠𝙚𝙠𝙪𝙖𝙩𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙣𝙪𝙨𝙞𝙖 𝙛𝙖𝙣𝙖, 𝙙𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙝𝙖𝙩𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙪𝙝 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙏𝙐𝙃𝘼𝙉 ! 𝙄𝙖 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙠 𝙜𝙪𝙣𝙙𝙪𝙡 𝙙𝙞 𝙥𝙖𝙙𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙡𝙖𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖, 𝙞𝙖 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙡𝙞𝙝𝙖𝙩 𝙙𝙖𝙩𝙖𝙣𝙜𝙣𝙮𝙖 𝙠𝙚𝙖𝙙𝙖𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙞𝙠; 𝙞𝙖 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖𝙡 𝙙𝙞 𝙩𝙖𝙣𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙣𝙙𝙪𝙨 𝙙𝙞 𝙥𝙖𝙙𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙧𝙪𝙣, 𝙙𝙞 𝙥𝙖𝙙𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙖𝙧𝙖𝙢 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙗𝙚𝙧𝙥𝙚𝙣𝙙𝙪𝙙𝙪𝙠.”𝘿𝙞𝙗𝙚𝙧𝙠𝙖𝙩𝙞𝙡𝙖𝙝 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣𝙙𝙖𝙡𝙠𝙖𝙣 𝙏𝙐𝙃𝘼𝙉, 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙢𝙥𝙚𝙧𝙘𝙖𝙮𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙧𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙏𝙐𝙃𝘼𝙉 ! 𝙄𝙖 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙥𝙤𝙝𝙤𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙩𝙖𝙣𝙖𝙢 𝙙𝙞 𝙩𝙚𝙥𝙞 𝙖𝙞𝙧, 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙧𝙖𝙢𝙗𝙖𝙩𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙠𝙖𝙧-𝙖𝙠𝙖𝙧𝙣𝙮𝙖 𝙠𝙚 𝙩𝙚𝙥𝙞 𝙨𝙪𝙣𝙜𝙖𝙞, 𝙙𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙩𝙖𝙠𝙪𝙩 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙩𝙖𝙣𝙜𝙣𝙮𝙖 𝙥𝙖𝙣𝙖𝙨 𝙩𝙚𝙧𝙞𝙠, 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙖𝙪𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙩𝙚𝙩𝙖𝙥 𝙝𝙞𝙟𝙖𝙪, 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙠𝙝𝙖𝙬𝙖𝙩𝙞𝙧 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙩𝙖𝙝𝙪𝙣 𝙠𝙚𝙠𝙚𝙧𝙞𝙣𝙜𝙖𝙣, 𝙙𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙗𝙚𝙧𝙝𝙚𝙣𝙩𝙞 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙖𝙨𝙞𝙡𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙪𝙖𝙝.

Memasuki tahun 2025, tahun yang penuh ketidakpastian, bencana alam akibat perubahan iklim, peperangan yang makin intens, krisis ekonomi yang semakin menjadi-jadi. Lebih dari itu, diingatkan bahwa kita sudah berada di akhir dari akhir zaman. Sesuai 𝟮 𝗧𝗶𝗺𝗼𝘁𝗶𝘂𝘀 𝟯 : 𝟭 - 𝟵, dikatakan, pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri, dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri. Mereka menjadi pemfitnah. Mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak peduli agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka berkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya. Walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran. Akal mereka bobrok, dan iman mereka tidak tahan uji.

Jadi, kita menghadapi kondisi seperti itu. Maka itu, seperti yang Tuhan pesankan kepada kita : 𝗡𝗮𝗻𝘁𝗶𝗸𝗮𝗻𝗹𝗮𝗵 𝗧𝗨𝗛𝗔𝗡 ! 𝗞𝘂𝗮𝘁𝗸𝗮𝗻𝗹𝗮𝗵 𝗱𝗮𝗻 𝘁𝗲𝗴𝘂𝗵𝗸𝗮𝗻𝗹𝗮𝗵 𝗵𝗮𝘁𝗶𝗺𝘂 ! 𝗡𝗮𝗻𝘁𝗶𝗸𝗮𝗻𝗹𝗮𝗵 𝗧𝗨𝗛𝗔𝗡 !

Dalam menantikan pertolongan Tuhan, kita menguatkan dan meneguhkan hati kita. Kita akan melakukan seperti yang terdapat dalam 𝗠𝗮𝘇𝗺𝘂𝗿 𝟭𝟮𝟯 : 𝟮 (𝗧𝗕𝟮), Lihat, seperti mata para hamba laki-laki tertuju kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan tertuju kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita tertuju kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.

Mata tertuju kepada Dia, artinya kita harus berharap hanya kepada Dia, tidak kepada yang lain-lain. Sampai Ia mengasihani kita, artinya menjawab apa yang menjadi pergumulan kita. 

𝗠𝗮𝘇𝗺𝘂𝗿 𝟭𝟯𝟬 : 𝟱 - 𝟲 (𝗧𝗕𝟮)
𝘼𝙠𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙖𝙣𝙩𝙞-𝙣𝙖𝙣𝙩𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙏𝙐𝙃𝘼𝙉, 𝙟𝙞𝙬𝙖𝙠𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙖𝙣𝙩𝙞-𝙣𝙖𝙣𝙩𝙞, 𝙙𝙖𝙣 𝙖𝙠𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙖𝙧𝙖𝙥𝙠𝙖𝙣 𝙛𝙞𝙧𝙢𝙖𝙣-𝙉𝙮𝙖. 𝙅𝙞𝙬𝙖𝙠𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙖𝙧𝙖𝙥𝙠𝙖𝙣 𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙙𝙖𝙧𝙞𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙥𝙚𝙣𝙜𝙖𝙬𝙖𝙡 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙖𝙧𝙖𝙥𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙖𝙜𝙞, 𝙙𝙖𝙧𝙞𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙥𝙚𝙣𝙜𝙖𝙬𝙖𝙡 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙖𝙧𝙖𝙥𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙖𝙜𝙞.

Saya pernah mengalami apa yang disebutkan pengawal mengharapkan pagi. Pada waktu SMP, saya tergabung di kegiatan Pramuka (Praja Muda Karana) yang artinya rakyat muda yang suka berkarya. Salah satu kegiatan Pramuka adalah berkemah. Dalam berkemah, ada permainan kita akan “diserang” oleh kelompok lain pada malam hari. Kalau ada barang kita yang berhasil diambil oleh mereka, kita dinyatakan kalah. Maka, harus waspada menjaga barang-barang kita supaya tidak kalah. Untuk itu, kami tidur bergantian. Ada yang tidur, dan harus juga ada yang tetap berjaga. Saya merasakan pada waktu giliran jaga, itu sangat lama rasanya. Inginnya cepat-cepat pagi. Kadang mengharapkan pertolongan Tuhan rasanya lebih lama daripada pengawal mengharapkan pagi.

Mungkin hal seperti ini yang sedang kita alami sekarang. Tetapi, marilah kita terus melakukan seperti yang tertulis dalam 𝗠𝗮𝘇𝗺𝘂𝗿 𝟭𝟯𝟬 : 𝟳 - 𝟴 bahwa kita harus terus berharap pada Tuhan. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan banyak sekali pembebasan dilakukan-Nya. Dia akan membebaskan kita dari kesalahan kita. Dalam menantikan pertolongan Tuhan, kita harus menanti dengan diam, serta sabar sampai Dia menolong kita, sebab Allah yang akan membela kita anak-anak-Nya.

Tema tahun 2025 adalah Tahun Penuaian (The Year of Harvest), ayat emasnya dari 𝗨𝗹𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝟭𝟭 : 𝟭𝟯 - 𝟭𝟰, dan 𝗬𝗼𝗵𝗮𝗻𝗲𝘀 𝟰 : 𝟯𝟱. Tuhan Yesus berkata dalam 𝗬𝗼𝗵𝗮𝗻𝗲𝘀 𝟰 : 𝟯𝟱 (𝗧𝗕𝟮), Bukankah kamu mengatakan : Empat bulan lagi tibalah musim menuai ? Namun, Aku berkata kepadamu : Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Hari-hari ini, penuaian jiwa yang terbesar dan terakhir sedang terjadi. ‘Harvest Now ! Jesus for Everyone !’

Memasuki tahun 2025, diingatkan kembali agar kita menyelesaikan Amanat Agung. Tugas utama kita sebagai orang percaya, tidak melihat apa profesi kita, adalah menyelesaikan Amanat Agung (𝗠𝗮𝘁𝗶𝘂𝘀 𝟮𝟴 : 𝟭𝟵 - 𝟮𝟬).

Ketika Tuhan Yesus ditanya oleh murid-murid-Nya tentang tanda kedatangan-Nya kembali, salah satunya Ia menjawab dari 𝗠𝗮𝘁𝗶𝘂𝘀 𝟮𝟰 : 𝟭𝟰 (𝗧𝗕𝟮), Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah kesudahan tiba. 

Jadi, kalau Injil Kerajaan sudah diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa atau Amanat Agung sudah selesai, maka sesudah itu Tuhan Yesus datang kembali. Kata ‘sesudah itu’ artinya tidak ada seorang pun yang tahu, bisa saja satu bulan, satu tahun, lima tahun, dan seterusnya, tetapi yang jelas tidak akan lama, sebab Tuhan Yesus berkata, Aku datang segera.

Perhatikan tahun 2033, ‘Harvest Now’, ‘Jesus for Everyone’. Tuhan sedang berbicara kepada gereja-Nya di seluruh dunia bahwa tahun 2033, setiap orang (everyone) akan mendapatkan kesempatan berjumpa secara autentik dengan Tuhan Yesus melalui kuasa serta hadirat Roh Kudus.

Setelah WPA yang pertama tahun 2012 (thema : 𝗛𝗮𝗯𝗮𝗸𝘂𝗸 𝟮 : 𝟭𝟰), maka pada tahun 2013 terjadi 2 peristiwa yang penting :

1. Peristiwa pertama :
Tahun 2013, Tuhan memberikan nama kepada pencurahan Roh Kudus yang terjadi hari-hari ini, yaitu Pentakosta yang Ketiga.

2. Peristiwa kedua :
Tahun 2013, Global Council Empowered21 Meeting di Hawai dengan visi bahwa pada tahun 2033 setiap orang akan berjumpa secara otentik dengan Tuhan Yesus melalu kuasa dan hadirat Roh Kudus.

Pada tahun 2018, Tuhan membukakan pengertian tentang Pentakosta Ketiga.

Setelah WPA kedua pada bulan Mei 2022 di SICC, Tuhan membukakan pengertian tentang tahun 2033 tadi. Waktu WPA yang kedua, ada 3 hamba Tuhan yang berbicara tentang hal yang sama tentang tahun 2033, Billy Wilson yang mewakili aliran Pentakosta, Rick Warren yang mewakili Baptis, Nicky Gumbel yang mewakili Anglikan. Ketika mendengarkan mereka berbicara, maka Tuhan memberikan pengertian kepada Pak Niko dan pak Niko berkata, “I got it, I got it !”

Setelah itu ada konferensi Empowered21 di Amsterdam yang temanya “Everyone”. Ini dapat diartikan bahwa setiap orang akan mendapatkan kesempatan untuk berjumpa secara otentik dengan Tuhan Yesus melalui kuasa dan hadirat Roh Kudus pada tahun 2033. Setiap kita mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan Yesus kepada setiap orang sampai tahun 2033.

WPA Perth telah berakhir dengan lawatan yang luar biasa untuk next gen (kegerakan anak-anak muda).

Pada tanggal 3-5 Juli 2024 di SICC diadakan Empowered21 Asia 2024 Everyone, yang akan menjadi trigger untuk kegerakan nextgen secara global.

Saya tidak pernah berkata bahwa Tuhan Yesus pasti datang tahun 2033, itu tidak alkitabiah. Tetapi, yang saya katakan, Tuhan Yesus bisa saja datang tahun 2033. Itu alkitabiah, karena Tuhan Yesus bisa datang sewaktu-waktu.

Di media sosial TikTok, ada banyak yang melihat lagu pujian yang saya nyanyikan, yaitu : "Dengar Dia panggil nama saya, Dengar Dia panggil nama saya." Bukan soal viewers yang banyak, melainkan ada sesuatu yang sangat mendalam, bahwa Tuhan Yesus memanggil nama setiap kita. Dan lagu ini bisa diakses dengan bebas dan didengarkan oleh banyak orang, artinya akan terjadi penuaian jiwa yang terbesar dan terakhir melalui anak-anak muda.

𝗚𝗮𝗹𝗮𝘁𝗶𝗮 𝟲 : 𝟳𝗯 - 𝟭𝟬 (𝗧𝗕𝟮)
𝙆𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙖𝙥𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙩𝙖𝙗𝙪𝙧 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜, 𝙞𝙩𝙪 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙩𝙪𝙖𝙞𝙣𝙮𝙖. 𝙎𝙚𝙗𝙖𝙗, 𝙨𝙞𝙖𝙥𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙣𝙖𝙗𝙪𝙧 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙙𝙖𝙜𝙞𝙣𝙜𝙣𝙮𝙖, 𝙞𝙖 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙪𝙖𝙞 𝙠𝙚𝙗𝙞𝙣𝙖𝙨𝙖𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙙𝙖𝙜𝙞𝙣𝙜𝙣𝙮𝙖, 𝙩𝙚𝙩𝙖𝙥𝙞 𝙨𝙞𝙖𝙥𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙣𝙖𝙗𝙪𝙧 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙍𝙤𝙝, 𝙞𝙖 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙪𝙖𝙞 𝙝𝙞𝙙𝙪𝙥 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙚𝙠𝙖𝙡 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙍𝙤𝙝 𝙞𝙩𝙪. 𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙟𝙚𝙢𝙪-𝙟𝙚𝙢𝙪 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙗𝙖𝙞𝙠, 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙖𝙥𝙖𝙗𝙞𝙡𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙩𝙖𝙣𝙜 𝙬𝙖𝙠𝙩𝙪𝙣𝙮𝙖, 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙪𝙖𝙞, 𝙟𝙞𝙠𝙖 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙧𝙖𝙝. 𝙆𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙞𝙩𝙪, 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙢𝙖 𝙢𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙖𝙙𝙖 𝙠𝙚𝙨𝙚𝙢𝙥𝙖𝙩𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙜𝙞 𝙠𝙞𝙩𝙖, 𝙢𝙖𝙧𝙞𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙗𝙖𝙞𝙠 𝙠𝙚𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜, 𝙩𝙚𝙩𝙖𝙥𝙞 𝙩𝙚𝙧𝙪𝙩𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙚𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙨𝙖𝙪𝙙𝙖𝙧𝙖-𝙨𝙖𝙪𝙙𝙖𝙧𝙖 𝙨𝙚𝙞𝙢𝙖𝙣 𝙠𝙞𝙩𝙖.

Memasuki tahun 2025, kita akan menuai apa yang ditabur di tahun 2024. Saya berdoa supaya kita menuai yang baik, karena kita menabur yang baik. Karena itu, jangan saling menyakiti, gereja Tuhan jangan rebutan jemaat, melainkan hendaknya kita berkolaborasi bukan berkompetisi. 

Salah satu aspek buah Roh ialah kelemahlembutan, yang dapat diartikan juga sebagai kerendahan hati (humility). Kita harus rendah hati. Jangan sombong atau congkak. Karena Allah menentang orang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Ini ditulis dalam 𝟭 𝗣𝗲𝘁𝗿𝘂𝘀 𝟱 : 𝟱, dan 𝗬𝗮𝗸𝗼𝗯𝘂𝘀 𝟰 : 𝟲, berarti peringatan yang sangat serius dari Tuhan. Saya mengingatkan kepada kita, jangan sombong, jangan congkak, jangan tinggi hati.

𝗔𝗺𝘀𝗮𝗹 𝟭𝟲 : 𝟱 (𝗧𝗕𝟮)
𝙎𝙚𝙩𝙞𝙖𝙥 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞 𝙝𝙖𝙩𝙞 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙞𝙟𝙞𝙠𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙜𝙞 𝙏𝙐𝙃𝘼𝙉; 𝙞𝙖 𝙥𝙖𝙨𝙩𝙞 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙪𝙩 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙝𝙪𝙠𝙪𝙢𝙖𝙣.

𝗔𝗺𝘀𝗮𝗹 𝟭𝟲 : 𝟭𝟴 (𝗧𝗕𝟮)
𝙆𝙚𝙘𝙤𝙣𝙜𝙠𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙙𝙖𝙝𝙪𝙡𝙪𝙞 𝙠𝙚𝙝𝙖𝙣𝙘𝙪𝙧𝙖𝙣, 𝙙𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞 𝙝𝙖𝙩𝙞 𝙢𝙚𝙣𝙙𝙖𝙝𝙪𝙡𝙪𝙞 𝙠𝙚𝙟𝙖𝙩𝙪𝙝𝙖𝙣.

Mari fokus kepada jiwa-jiwa dan gereja Tuhan harus saling mengasihi dan bersama-sama menyelesaikan Amanat Agung.

Tuhan Yesus Memberkati

𝗣𝗱𝘁. 𝗗𝗥. 𝗜𝗿. 𝗡𝗶𝗸𝗼 𝗡𝗷𝗼𝘁𝗼𝗿𝗮𝗵𝗮𝗿𝗱𝗷𝗼